Menurut Turban, Aronson dan Liang (2005) data dan informasi didefinisikan sebagai berikut :
- Data, merupakan sesuatu yang menyangkut barang, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang telah tercatat, diklasifikasikanm dan disimpan namun belum memiliki makna. Data dapat berupa nilai numerik, alphanumeric, gambar dan suara.
- Informasi, adalah data yang telah dikelola dalam bentuk tertentu untuk memberikan makna atau arti bagi penerimanya.
- Data dan informasi sebagai sebuah asset penting perusahaan/organisasi
- Informasi yang benar dapat menjadikan suatu perusahaan/organisasi memperoleh margin untuk melakukan aksi
- Data dan informasi sebagai salah satu parameter kemajuan perusahaan/organisasi (maturity level)
SISTEM BASIS DATA & SISTEM FILE
Pada sebuah institusi, data merupakan salah satu hal yang sangat penting. Setiap bagian/divisi dari institusi memiliki data sendiri-sendiri. Tapi setiap bagian membutuhkan sebagai data dari bagian yang lain. Hal ini yang biasa dikenal sebagai “shared data”. Setiap divisi memiliki aplikasi sendiri-sendiri dalam melakukan manipulasi dan pengambilan data tersebut. Setiap aplikasi memiliki file-file dalam system operasi yang digunakan untuk menyimpan data-data. Seiring dengan berkembangnya institusi, bertambahnya bagian/divisi, bertambah pula data dan aplikasi yang digunakan. Bertambahnya aplikasi, bertambah pula file-file yang dibuat.
Gaya system pemrosesan-file tersebut menyebabkan setiap data disimpan dalam bentuk record dalam berbagai macam file, dan diperlukan aplikasi yang berbeda dalam melakukan pengambilan record dari, dan penambahan record ke dalam file. Hal ini berlaku pada masa sebelum adanya Sistem Basis Data (DBMS).
Kekurangan Sistem File :
1. Data Redundancy & inconsistency
Dikarenakan programmer yang berbeda membuat file dan aplikasi masing-masing , menyebabkan beragam format dan aplikasi yang dibuat, karena aplikasi dibuat menggunakan bahas pemrograman yang berbeda-beda. Lebih jauh lagi, data atau informasi yang sama bias terdapat dalam beberapa file yang berbeda. Ini disebut dengan redundancy. Redundancy data akan menyebabkan inconsistency data.
2. Kesulitan dalam pengaksesan data
Dikarenakan setiap aplikasi memiliki file tersendiri untuk penyimpanan dan pengambilan data, maka jika suatu bagian dari institusi membutuhkan data dari bagian lain, akan menemui kesulitan. Hal ini dikarenakan aplikasi yang dimiliki bagian tersebut, tidak dapat membaca file yang terdapat dibagian lain.
3. Isolasi data
Dikarenakan data tersebar dalam berbagai macam file dan file tersebut dalam beragam format, pembuatan aplikasi baru akan terasa sulit ketika harus membaca format dari masing-masing file tersebut.
4. Masalah Integritas
Data yang disimpan harus memenuhi hal yang dinamakan dengan consistency constraint. Jika sebuah constraint berubah, maka seluruh aplikasi yang digunakan harus mengakomodasinya. Masalah akan muncul, jika constraint melibatkan beberapa data dari file yang berbeda-beda.
5. Masalah Keamanan
Tidak semua pengguna dari basis data dapat mengakses semua data. Hal ini akan sulit dilakukan jika menggunakan gaya penyimpanan data dalam file.
DEFINISI BASIS DATA & SISTEM BASIS DATA (DBMS)
Basis data adalah penyimpanan kumpulan informasi secara sistematik dalam sebuah computer sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program computer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil query basis data disebut sistem manajemen basis data (Database Management System – DBMS).
Kelebihan DBMS:
1. Data berdiri sendiri (data independence)
2. Pengaksesan data efisien (efficient data access)
3. Integritas data dan keamanan jaringan (data integrity and security)
4. Administrasi data (data administration)
5. Dapat diakses bersamaan (Concurrent access)
6. Recovery saat terjadi kegagalan (crash recovery)
7. Mengurangi waktu pembangunan aplikasi (reduced application development time)
Komponen DBMS :
• Perangkat keras
• Sistem operasi
• Basis data
• DBMS
• Pemakai
• Aplikasi lain
ABSTRAKSI DATA
Tujuan utama sistem basis data : menyediakan fasilitas view data secara abstrak bagi penggunanya. Abstraksi data merupakan level dalam bagaimana melihat data dalam sebuah sistem basis data. Tiga level abstraksi data :
1. Level Fisik
Merupakan level terendah pada abstraksi data yang menunjukkan bagaimana sesungguhnya data disimpan. Pada level ini pemakai melihat data sebagai gabungan dari struktur dan datanya sendiri.
2. Level Logik
Merupakan level berikutnya dari abstraksi data, menggambarkan data apa yang disimpan pada basis data dan hubungan apa saja yang ada di antara data tersebut.
3. Level View
Merupakan level tertinggi dari abstraksi data yang hanya menunjukkan sebagian dari basis data. Banyak user dalam sistem basis data tidak akan terlibat dengan semua data atau informasi yang ada atau yang disimpan. Para user umumnya hanya membutuhkan sebagian data atau informasi dalam basis data yang kemunculannya di mata user diatur oleh aplikasi end user.
MODEL BASIS DATA
• Hierarchical
Memiliki struktur pohon dimana field hanya memiliki satu buah induk (parent), masing-masing parent memiliki banyak child (anak). Model ini memiliki kecepatan yang baik.
• Network
Relationship dibuat menggunakan linked list (pointer). Berbeda dengan model hierarchical satu anak dapat memiliki beberapa induk. Model ini memiliki fleksibilitas yang tinggi.
• Relational
Model ini direpresentasikan dalam tabel dua dimensi, tabel-tabel tersebut memiliki hubungan yang disebut dengan relasi. Model ini memiliki fleksibilitas dan kecepatan yang tinggi.
• Object Oriented
Object Oriented Database adalah sebuah system database yang menggabungkan semua konsep object oriented seperti pewarisan, abstraksi, enkapsulasi, dll. Model ini dapat berinteraksi dengan baik dengan bahasa pemrograman berorientasi objek sepeti Java dan C++.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar